Sepasang suami istri memiliki peran yang signifikan dalam menjalankan semua kewajiban rumah tangganya. Selain kewajiban yang telah dijalani, suami istri juga memiliki hak yang melekat pada keduanya. Oleh karena itu suami istri dituntut untuk menjalankan hak dan kewajiban secara adil dan seimbang.
Memilih seorang suami ataupun istri merupakan perkara yang sangat diperhatikan dalam syariat Islam. Bahkan perkara ini harus dilakukan secara serius dan dilarang menjadikannya sebagai candaan atau main-main. Salah satunya karena menikah artinya mengikat seseorang untuk menjadi teman hidup yang tidak ada satu dua hari saja bahkan seumur hidup.
Daftar Isi
Memilih Pasangan Idaman
Banyak yg bilang, memilih suami itu minimal lihatlah bagaimana ia memperlakukan ibunya, adik perempuannya atau kakak perempuannya. Lihatlah bagaimana ia perhatian dan sayang kepada perempuan di sekitarnya. Namun mohon maaf ya teman, itu saja tidak cukup. Dan ternyata memang tidak cukup. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan juga, teman! Karena menikah itu bukan perlombaan, bukan pameran pencapaian.
Pertama, untuk melihat karakter seseorang, lihatlah saat ia marah
Berlaku kasarkah? Atau ia mampu mengendalikan marah? Lisannya mengucapkan hal-hal baik atau malah mengumpat dan mencela? Tangannya digunakan untuk memukul kah? Yang dilakukan ketika marah sudah selaraskah dengan sabda Nabi?
Kedua, coba lihatlah sikap dan perilakunya ketika berhadapan dengan uang
Apakah ia merasa bangga karena memiliki harta? Apakah ia merasa menjadi penguasa? Apakah ia cerdas mengelola uang? Apakah ia transparan? Apakah ia terbuka? Apa makna uang menurut dia? Ini krusial! Banyak rumah tangga yang retak karena masalah finansial.
Ketiga, coba amati apabila dia diberi kepercayaan atau kekuasaan
Ketika dalam organisasi bagaimana dia bekerja. Menurut Halo Blitar, cari tahu tentang kualitas tanggungjawab. Kita bisa mencari tahu dari teman, saudara tentang bagaimana dia saat diberi amanah. Apabila diberi kepercayaan hal kecil saja tidak amanah, maka waspada jika menginjak kaki untuk menikah.
Keempat, coba lihat bagaimana sikapnya kepada seseorang yang tidak memberikan keuntungan atau manfaat
Karena ini ciri seseorang yang muhsinin, mukhlisin. Prinsip seperti ini sangat dibutuhkan ketika berumah tangga. Kenapa? Karena biasanya hidup berpasangan selalu muncul rasa “Aku sudah begini, kamu?” Atau “Aku lelah begini begitu, kamu?” Sikap empati, peduli, sangat dibutuhkan nanti.
Kelima, lihatlah bagaimana akhlaknya ketika dia bekerja
Coba amati bagiamana ketika dia bekerja? Semangatkah dia? Bagaimana pemahaman dia tentang bekerja? Sekedar mencari cuan ataukah karena perintah Allah? Bagaimana cara dia bekerja? Dengan siapa dia bekerja? Apakah dia berhati-hati dengan halal dan haram? Apakah dia berhati-hati dengan caranya mendapat keuntungan? Bagaimana dia di lingkungan kerjanya? Setelah bekerja apakah dia semakin taat kepada Allah?
Keenam, perhatikan bagaimana hubungan dia dengan keluarga
Last but not least. Coba perhatikan bagaimana hubungan dia dengan orang tua, keluarga, kerabat. Bagaimana dia dengan ayahnya, ibunya? Bagaimana ketika dia memiliki masalah atau berbeda pendapat dengan keluarga?