Berikut ini adalah kisah inspiratif anak yang berbakti kepada orang tua yang bisa Anda ambil hikmahnya dan juga bisa Anda ceritakan kepada si kecil sebagai suatu pembelajaran. Tentu saja, banyak sekali manfaat bercerita bagi anak usia dini hingga dewasa sekalipun. Kisah ini datang dari seseorang bernama Kilab bin Umaiyah bin Askar dan Uwais Al-Qarni.
Kisah Inspiratif Anak yang Berbakti Kepada Orang Tua
Kilab adalah seorang anak laki-laki yang memiliki orang tua yang sudah tua dan renta. Setiap paginya, dia dengan semangat menyiapkan susu untuk ayah dan ibunya hingga hari beranjak petang.
Suatu hari, ada dua orang utusan yang menemui Kilab dan membujuknya untuk ikut berperang. Kilab akhirnya setuju untuk ikut dalam perang. Lalu, dia menyewa seorang hamba untuk membantunya mengasuh orang tuanya di rumah.
Setelah Kilab pergi berjihad, hamba pengasuh orang tuanya tersebut datang ke rumah dengan membawa segelas susu ketika hari sudah petang. Hamba itu tidak berani membangunkan kedua orang tua Kilab yang tertidur pulas, dan memilih pergi dari sana.
Baca juga: Rekomendasi cetak undangan pernikahan Blitar yang murah
Di tengah malam, kedua orang tua Kilab terbangun dengan rasa lapar. Kemudian, ayah Kilab menggumamkan hal-hal yang diluar kuasanya sambil meneteskan air mata. Suatu ketika, Umar bin Khatab RA menanyakan keadaan orang-orang di luar Madinah yang ikut berperang.
Sampai akhirnya, terdengar kabar dari orang tua Kilab. Singkat cerita, Umar menuliskan surat kepada Abu Musa untuk memulangkan Kilab ke Madinah. Meski awalnya menolak, namun akhirnya Kilab menurut untuk pulang ke Madinah.
Pertemuan Kilab dan Umar
Kilab bertemu Umar di Madinah, kemudian Umar menanyakan perihal kebaktian Kilab pada kedua orang tuanya. Untuk meyakinkannya, Umar mengurus beberapa hamba menjemput ayah Kilab. Ketika berbincang dengan ayah Kilab dan menanyakan perihal keinginannya, ayah Kilab hanya punya satu keinginan, yakni dapat bertemu dan memeluk anaknya sebelum meninggal.
Umar lantas menyuruh Kilab memerah susu unta yang biasa dia lakukan setiap hari untuk kedua orang tuanya. Kemudian, Umar suguhkan susu tersebut kepada ayah Kilab dan membuatnya berujar bahwa dia mampu mencium aroma tangan Kilab dari gelas susu yang diminumnya tadi.
Kilab lalu Umar suruh untuk keluar menemui sang ayah yang sedang duduk sambil minum susu yang masih tersisa di dalam gelas. Suasana haru biru terjadi, ayah Kilab sangat senang dan mengucapkan syukur banyak-banyak karena bisa menjumpai anaknya dengan keadaan sehat.
Dari situ, Umar menyuruh Kilab untuk pulang bersama ayahnya. Kilab menurut, hingga akhirnya Kilab tidak pernah meninggalkan kedua orang tuanya sampai ajal menjemput ayah dan ibunya.
Kita bisa mengambil hikmah dari kisah inspiratif anak yang berbakti kepada orang tua di atas. Bahwasannya, berjihad tidak hanya dengan berperang, akan tetapi berbakti kepada orang tua juga merupakan suatu bentuk jihad di jalan Allah SWT.
Kisah Uwais Al-Qorni
Selain dari Kilab bin Umaiyah bin Askar, ada satu kisah inspirasi anak yang berbakti kepada orang tua yang pasti sudah tidak asing di telinga Anda. Yakni kisah Uwais Al-Qarni, yang begitu berbakti kepada sang ibunda yang mengalami kelumpuhan.
Singkat cerita, sang ibu meminta Uwais untuk mengantarkannya pergi haji. Uwais tidak kuasa menolak walau mereka berasal dari keluarga miskin. Sekuat tenaga, dia menggendong ibunya yang lumpuh untuk datang berkunjung ke Baitullah.
Yang menjadikan hati ini sangat tersentuh, sebelum Uwais berhasil memenuhi keinginan ibunya pergi haji, perjuangan sangat berat dilalui Uwais Al-Qorni. Saat itu, Uwais membeli seekor kambing yang masih kecil. Kemudian, setiap hari pemuda yang berbakti kepada orang tuanya itu menggendong kambing naik dan turun bukit.
Hal yang dilakukan Uwais tentu saja mengundang perhatian banyak orang, tetapi dengan rasa yang kurang baik dan tertawaan. Bahkan tidak jarang Uwais mendapatkan perkataan yang tidak enak di telinga karena ‘untuk apa menggendong kambing naik turun bukit?’
Namun yang dilakukan Uwais bukan tanpa sebab. Hal itu dilakukan tidak lain ialah untuk melatih fisik agar semakin kuat. Awal membeli kambing mungkin hewan itu masih kecil, tetapi lambat laun tentunya kambing semakin besar dan berat. Maka, semakin berat kambing, fisik Uwais semakin terlatih. Hal mana akhirnya, apa yang dilakukan Uwais Al-Qorni benar-benar berdampak, yaitu menggendong ibunya naik haji.
Atas kebaktian Uwais terhadap ibunya, ia mendapatkan predikat kemuliaan di hadapan Allah dan Rasul-Nya. Akhirnya, meskipun belum pernah bertemu, Rasulullah seakan sudah sangat mengenal pemuda miskin tersebut. Beliau memuji Uwais di hadapan sahabat-sahabatnya, seperti hadits berikut ini.
“Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi,” (HR. Ahmad).
Menanamkan rasa berbakti kepada orang tua dengan membacakan kisah inspirasi anak yang berbakti kepada orang tua sejak dini, akan mereka ingat selalu ketika beranjak dewasa nanti. Kisah Kilab dan Uwais bisa menjadi cerita yang bisa Anda bacakan sebelum tidur atau di waktu senggang. Semoga bermanfaat, yukk baca terus kisah inspiratif by Catatan-arin.com.