Cara mendidik anak agar mandiri – Bunda, pernah tidak melihat anak yang mulai beranjak dewasa namun masih sangat bergantung kepada orang tuanya? Mungkin, Bunda menganggapnya sebagai suatu kemalasan. Tetapi ternyata, anak itu bukan malas, melainkan tidak mandiri.
Hal itu disebabkan karena orangtuanya yang tidak atau kurang paham cara mendidik anak agar mandiri. Karena orang tua yang tidak membiasakan anak untuk melakukan tugas yang seharusnya dapat dilakukan sendiri oleh si anak, hingga akhirnya membuat anak tersebut hingga dewasa menjadi anak yang kurang mandiri.
Daftar Isi
Hal yang Perlu Bunda Perhatikan Saat Melatih Anak Mandiri
Sejak kecil, Bunda memang harus melatih anak mandiri agar tidak menjadi anak yang sering bergantung pada orang tua atau bahkan orang lain. Mari simak tips-tips di bawah ini!
Jangan Terlalu Mengekang Anak
Jika Bunda ingin melatih anak mandiri, namun masih mengekang apapun yang dia lakukan, mana bisa membuahkan hasil? Khawatir kepada si kecil boleh-boleh saja, asal jangan sampai mengekangnya ya, Bun. Hal itu justru akan membuatnya takut untuk melakukan sesuatu.
Berikan kebebasan pada anak, namun tetap berikan batasan sesuai dengan aturan yang ada. Dengan demikian, anak akan mulai bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Merujuk pada berita Parenting, biarkan si kecil mengeksplorasi berbagai macam hal yang ada di sekitarnya. Tidak apa-apa kalau terluka sedikit. Anak akan belajar dari pengalaman tersebut untuk lebih berhati-hati lagi.
Membiasakan untuk Mandiri
Cara mendidik anak agar mandiri ialah yang pasti dengan membiasakan si kecil untuk mandiri sejak dini. Biarkan anak melakukan hal-hal yang ringan sendiri, seperti mengambil mainannya dari kotak mainan.
Jangan selalu membiasakan untuk terus membantunya. Bukan berarti Bunda tidak sayang ya, itu kita lakukan untuk menumbuhkan jiwa kemandirian si kecil. Bunda tidak mau ‘kan kalau si kecil nantinya menjadi anak yang malas dan manja?
Memberikan Tugas yang Ringan
Meskipun masih kecil, anak tidak boleh kita lepas tangankan begitu saja dari tanggung jawab di rumah. Bunda harus tetap mengajarinya untuk mengerjakan tugas rumah, terutama tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Cara ini sudah bisa Bunda terapkan pada anak yang telah berusia satu tahun. Berikan mereka tugas yang ringan terlebih dahulu. Seperti, membereskan mainannya ketika sudah selesai bermain, membuang bungkus jajan yang mereka makan, melepaskan pakaian sendiri, dan sebagainya.
Membiasakan Si Kecil Ikut Membantu
Ketika anak sudah mulai tumbuh besar, Bunda bisa mulai memberikan tugas yang lebih berat untuk membantu Bunda mengerjakan pekerjaan rumah. Biasakan mereka untuk ikut dalam hal bersih-bersih rumah, misalkan menyapu, mengepel, dan membersihkan meja. Asal, pekerjaan yang kita berikan tidak akan membahayakan dirinya sendiri.
Hal tersebut juga berlaku untuk anak laki-laki. Karena, tugas membersihkan rumah itu bukan kewajiban anak perempuan saja. Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan tersebut sejak dini, akan membuat anak menjadi mandiri ketika mereka mulai beranjak besar nanti.
Latihlah Anak untuk Membuat Keputusan
Karena menganggap anak masih kecil dan belum bisa membuat keputusan, kebanyakan orangtua akhirnya yang selalu menentukan segala hal yang menyangkut si buah hati. Bahkan dari hal paling kecil sekalipun. Padahal, si kecil perlu dilibatkan dalam setiap membuat keputusan untuk membentuk kemandiriannya sejak dini.
Jika keputusan itu sekiranya masih mudah, maka sebaiknya untuk membiarkan mereka menentukan sendiri keinginannya. Misal, ketika sedang berada di pusat perbelanjaan dan anak menginginkan mainan. Maka, biarkan mereka memilih mainan yang disukai. Tetapi tetap harus Bunda awasi, apakah sesuai dengan usianya dan disesuaikan dengan isi kantong Bunda.
Selalu Memberikan Dukungan pada Anak
Dukungan dari orangtua adalah hal yang terpenting bagi anak. Sebab, dengan adanya dukungan tersebut, anak akan menjadi lebih semangat dalam melakukan sesuatu. Termasuk saat menumbuhkan jiwa kemandiriannya ini.
Bunda yang ingin melatih anak mandiri, bisa memberikan dukungan seperti mengatakan pada si kecil untuk mencoba terlebih dulu dan pasti bisa untuk melakukannya sendiri. Apabila anak terlihat ingin menyerah, tetap berikan mereka semangat.
Namun, jika anak benar-benar tidak bisa melakukannya, Bunda diperbolehkan untuk membantu dengan mengatakan hal seperti “Besok dicoba lagi, ya! Anak Bunda pasti bisa.”. Kalimat tersebut akan membuat anak kembali bersemangat dan mau mencoba lagi.
Menghargai Setiap Usahanya
Terakhir, Bunda harus menghargai setiap usaha yang telah si kecil lakukan. Jangan sampai Bunda mengeluarkan kalimat yang membuat semangat dan kepercayaan dirinya turun ketika anak gagal dalam melakukan sesuatu. Akan lebih baik, jika Bunda tetap mengucapkan kata terima kasih karena sudah mau berusaha, sekaligus mengatakan Bunda bangga dan menyayanginya.
Jika Bunda menerapkan hal-hal baik sejak anak berusia dini, maka hal-hal tersebut akan semakin tertanam kuat pada diri si kecil. Termasuk dalam membuat anak menjadi mandiri. Terapkan cara-cara di atas untuk mendidik anak agar menjadi mandiri. Eits! Tetapi Bunda jangan sampai lalai, ya! Tetap awasi anak agar mereka terhindar dari hal-hal yang berbahaya.
Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Kemandirian Anak
Dalam mendidik anak, tidak ada buku panduan yang paten bisa menjadi rujukan mutlak. Artinya, ada beragam cara yang bisa orang tua lakukan untuk mendidik anak, termasuk dalam mendidik kemandirian anak. Meski orang tua sudah berusaha sebaik mungkin, namun setiap manusia tidak luput dari kesalahan.
Mungkin ada beberapa faktor yang membuat orang tua, termasuk Bunda pernah membuat kesalahan dalam hal mendidik anak. Seperti pekerjaan yang padat, kurang tidur, atau stres yang akhirnya terlampiaskan kepada anak.
Berikut ini merupakan enam kesalahan cara mendidik anak agar mandiri yang sering dilakukan oleh orangtua.
Memberi terlalu banyak pilihan
Seperti yang sudah kami jelaskan di sub bab sebelumnya, anak perlu terlibat dalam membuat sebuah keputusan. Hal tersebut akan mengembangkan rasa kemandiriannya. Bunda tinggal mendorong si kecil dengan memberikan kesempatan mereka untuk membuat keputusan sendiri.
Arahkan si kecil dengan membuat keputusan sederhana untuk seusianya. Minimal, berikan dua pilihan seperti misalnya, anak ingin makan buah apel atau jeruk. Jangan membuatnya kebingungan saat menentukan keputusan karena pilihan yang luas, seperti “Adik mau makan buah apa?”
Selalu mengerjakan tugas anak
Di masa pandemi seperti ini, banyak sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah atau secara daring. Otomatis, ada tugas-tugas yang di berikan oleh guru kepada si kecil. Biasanya, Bunda akan memberikan bantuan padanya agar tugasnya bisa lebih cepat selesai.
Ini tidak berlaku untuk tugas sekolah saja, ya, Bun. Tugas harian anak di rumah juga biasanya juga selalu selesai oleh Bunda. Alih-alih menyuruh membantu, Bunda justru menyuruhnya pergi bermain di luar atau tidur.
Jika terus-terusan membantu mengerjakan tugas anak, mereka jadi cenderung mengandalkan orang lain untuk mengerjakan setiap tugas yang sebenarnya menjadi tanggung jawab mereka. Semakin Bunda melakukan hal-hal yang mampu mereka lakukan sendiri, semakin tidak mandiri pula anak dalam mengerjakan tugasnya. Hal itu akan berimbas pada kehidupannya di kemudian hari.
Tidak cukup memberi pengetahuan tentang nilai uang
Bunda perlu menghindari pembicaraan berat dan di liputi perasaan stress dengan anak, contohnya seperti membicarakan tentang pendapatan, hutang, atau topik keuangan yang cocok di bicarakan dengan sesama orang dewasa. Meski begitu, anak juga harus mengetahui sejak kecil bahwa segala sesuatu yang diinginkan membutuhkan uang untuk memenuhinya. Dan uang tersebut berasal dari hasil pekerjaan yang dilakukan.
Hal itu penting untuk mendidik kemandirian anak dalam bidang finansial. Apabila Bunda dan pasangan selalu memenuhi segala keinginan anak, namun tidak kita barengi dengan memberikan wawasan bagaimana cara mendapatkannya, maka anak akan tumbuh menjadi anak manja yang hanya mau terima beresnya saja.
Tidak membiarkan anak melakukan kesalahan
Orang tua kebanyakan sering cepat menghakimi anak ketika mereka berbuat suatu kesalahan. Bunda termasuk tidak, nih? Padahal, kesalahan yang mereka perbuat dapat memberi kesempatan bagi anak untuk berkembang dan memiliki jiwa mandiri. Misalnya ketika anak masih dalam usia balita, wajar saat mereka mulai belajar makan sendiri, anak akan membuat baju, meja, bahkan lantai menjadi berantakan dan kotor.
Namun, hal itulah yang akhirnya menjadi pembelajaran bagi anak saat makan sendiri. Lama-kelamaan, anak jadi terbiasa maka tanpa membuat berantakan. Di sini, Bunda mempunyai peran menjadi pendamping si kecil ketika dia berhadapan pada konsekuensi atas kesalahannya.
Misalkan, anak berulang kali menumpahkan air di dalam gelas. Penyebabnya, karena anak meletakkan gelas atau cangkir berisi air di tepi meja yang rawan untuk kena senggol. Daripada menghakimi mereka, Bunda bisa memberikan pengertian dengan lembut untuk meletakkan gelas di tengah meja agar tidak mudah tumpah. Atau, menugaskan anak untuk membersihkan tumpahan air sebagai salah satu bentuk tanggung jawab karena telah menumpahkannya.
Selalu menuntut kesempurnaan
Banyak kasus-kasus seperti ini terjadi di belahan bumi manapun. Padahal, menuntut anak untuk memenuhi ekspektasi orangtua yang tinggi akan membuat mereka terbebani dan ketakutan jika mengalami kegagalan. Bahkan sampai tidak mau mencoba. Anak juga akan sering cemas dan kesulitan berdiri di atas kakinya sendiri.
Daripada terus menuntut anak melakukan hal ini dan itu, Bunda perlu mendidik kemandirian anak dengan lebih fokus pada proses mereka dalam mencapai suatu tujuan. Berikan dorongan pada mereka untuk keluar dari zona nyamannya, mencoba hal-hal baru dan berkreasi tanpa adanya tekanan untuk menjadi yang sempurna. Dengan begitu, anak akan lebih terbuka dan bersedia melakukan suatu hal atau tugas baru di masa depan.
Menahan anak terlalu erat
Selalu menahan anak dan tidak mengizinkannya pergi mengeksplor dunia luar, akan berakibat anak menjadi pribadi yang penakut dan tidak berani melakukan segala sesuatu. Penting bagi orangtua untuk memberikan kebebasan pada anak.
Tentu tidak diberi kebebasan yang sebebas-bebasnya, Bunda tetap harus mengawasi si kecil tetap aman dari bahaya. Seiring bertambahnya usia anak, mereka perlu memiliki kebebasan yang bertujuan untuk mengembangkannya menjadi anak yang mandiri.
Selain itu, Bunda juga perlu memahami dan memperhatikan perasaan seorang anak. Misalkan ketika anak jatuh dari sepeda dan terluka, biarkan mereka mengungkapkan rasa sakitnya lewat tangisan dan berikan pelukan serta kata-kata yang menenangkan daripada mengatai mereka cengeng dan tidak dewasa.
Pentingnya Mendidik Anak Jadi Mandiri
Bunda memang perlu banyak-banyak stok kesabaran stok kesabaran ketika mendidik anak jadi mandiri. Karena, hal itu sangat penting untuk mulai diajarkan sejak dini agar dapat membantunya ketika sudah beranjak dewasa nanti.
Apa saja sih yang membuat kemandirian sangat penting diterapkan sejak anak masih berusia belia?
Memberi Pelajaran untuk Jadi Dewasa
Cara mendidik anak agar mandiri yang terbaik adalah, dengan membiarkan si kecil tahu betapa pentingnya berusaha sendiri. Bunda bisa mengajarinya dengan hal yang mudah terlebih dahulu seperti, mengembalikan mainan sesuai pada tempatnya ketika sudah selesai bermain.
Selain itu, Bunda juga bisa membuat jadwal kegiatan anak dan mereka harus mengikuti jadwal yang dibuat dengan taat dan patuh. Mendidik anak jadi mandiri merupakan upaya membiarkannya untuk melakukan kesalahan. Dengan demikian, anak menjadi bisa belajar menghadapi konsekuensi dari kesalahan yang telah diperbuat.
Mengajarkan si kecil untuk mandiri, berarti Bunda sudah mengajarinya bersikap dewasa. Salah satunya, dengan mengakui kesalahan dan belajar mencari solusi dari kesalahan tersebut.
Meningkatkan Self-Esteem
Ketika anak mencapai suatu hal atas kerja kerasnya sendiri, pasti dia akan merasa bangga. Nah, Bunda di sini berperan untuk memberikan semangat dan dukungan pada mereka ketika sedang berjuang meraih impian.
Jangan langsung judge mereka jika mengalami kegagalan atau membuat suatu kesalahan. Dengan dukungan dari orangtua, anak menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi suatu tantangan dan belajar mengenali dirinya sendiri. Mereka juga akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar karena sudah diberikan kepercayaan oleh Bunda.
Memberi Kepuasan Batin
Hal ini sudah sering berulangkali dijelaskan, Bunda harus membiarkan anak untuk memiliki dan menentukan pilihannya. Hal itu akan mengajarkannya bahwa setiap orang mempunyai pilihan dan bebas memilih apa yang dikehendaki.
Dengan membiarkannya bertanggung jawab atas pilihan yang diambil, anak akan tumbuh menjadi anak yang mengandalkan dirinya sendiri dan akan memberikan kepuasan batin pada mereka. Anak juga akan belajar mengenai kehidupan, memiliki kepribadian yang kuat, siap dalam menghadapi setiap tantangan, emosi yang stabil, dan tentunya merasa bahagia.
Memotivasi Anak
Saat anak mempelajari hal-hal baru, mereka tidak akan luput dari sebuah kesalahan. Tugas Bunda adalah untuk memberikan motivasi agar kepercayaan diri mereka tidak turun.
Dengan begitu, anak akan lebih termotivasi untuk kembali belajar dari kesalahan yang diperbuat dan semakin fokus dalam setiap prosesnya, tidak terpaku pada hasil akhir dari usaha yang mereka lakukan.
Menjadi Contoh Bagi Orang Lain
Mendidik anak jadi mandiri sejak kecil seperti membiasakan si kecil membereskan mainannya sendiri atau membuang sampah pada tempatnya, tanpa sadar hal itu juga akan dilakukan oleh anak ketika berada di luar rumah. Anak pun menjadi contoh yang baik bagi teman-temannya yang melihat dan menirukan perbuatan baik si kecil.
Bagaimana, banyak bukan manfaat yang didapatkan dalam mengajarkan kemandirian pada anak, Bunda?
Tips Mendidik Anak agar Percaya Diri dan Mandiri
Bunda, tidak sulit kok untuk mendidik anak agar percaya diri dan lebih mandiri. Di masa perkembangannya, Bunda bisa menerapkan beberapa hal berikut agar anak siap untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Ajak Anak untuk Mengenal Dunia Luar
Ajaklah anak untuk mengenal dunia luar, bahkan sebelum mereka mulai masuk ke lingkungan sekolah. Bunda bisa mengajak si kecil berjalan-jalan di sekitar rumah atau melakukan aktivitas rutin di luar rumah seperti lari pagi atau bersepeda di sore hari.
Atau, bisa juga Bunda membawa anak ke tempat bermain atau taman dekat rumah yang biasanya banyak anak-anak seusianya bermain di sana. Dorong mereka untuk berkenalan dan bermain bersama anak-anak tersebut. Dengan begitu, si kecil tidak akan takut dengan orang lain dan tanpa sadar, Bunda sudah mengajari mereka untuk bersosialisasi dengan orang lain selain keluarga dan kerabat.
Ajak Anak untuk Mengambil Keputusan
Cara mendidik anak agar mandiri yang sangat sering menjadi titik fokus adalah orang tua tidak bisa memaksakan anak memilih sesuatu yang tidak mereka inginkan. Alias, membebaskan mereka dalam mengambil sebuah keputusan yang sesuai dengan keinginannya.
Bukan berarti kita bebaskan semaunya ya, Bun. Tetap arahkan mereka untuk mengambil keputusan sendiri agar membuatnya menjadi bersikap lebih mandiri. Jelaskan juga sisi negatif dan positif dari keputusan yang anak pilih. Dengan begitu, anak akan berpikir dan menentukan keputusan yang terbaik untuk dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Jaga Emosi Diri Saat Anak Gagal dalam Mencoba Sesuatu
Bunda, sangat penting untuk menjaga emosi ketika melihat anak takut atau gagal dalam mencoba sesuatu. Hal tersebut adalah salah satu dari mendidik anak agar percaya diri. Apabila Bunda membentak atau yang lebih parah melakukan kekerasan saat anak takut atau mengalami kegagalan, justru akan membuat si kecil semakin takut dan down.
Alangkah lebih baik, Bunda selalu memberi dukungan kepada mereka agar berani dan tidak takut memperbaiki kegagalannya. Ucapkan kalimat-kalimat penyemangat yang semakin membangkitkan keberanian anak untuk menghadapi hal-hal baru.
Memberikan Apresiasi yang Positif
Di masa-masa tumbuh kembang anak, wajar jika mereka membuat suatu kesalahan atau gagal mencapai tujuannya. Jika Bunda memarahinya, itu akan membuat anak semakin takut dan tidak berani mencoba kembali karena takut kita marahi jika mengalami kegagalan lagi.
Bunda hargai dan apresiasi setiap usaha yang mereka lakukan. Misalkan, ketika anak tampil di atas panggung dan dilihat oleh teman-teman sekelas dan orang lain, pasti mereka merasa takut dan grogi karena melawan rasa malunya. Nah, tugas Bunda adalah berikan kalimat-kalimat penyemangat dan penenang agar anak bisa mengatasi rasa malunya.
Apresiasi atau pujian dari Bunda akan membuat si kecil menjadi lebih percaya diri dan berani melakukan berbagai macam hal baru, atau memperbaiki kegagalan di masa lalu.
Memberikan Rasa Kepercayaan Diri pada Anak
Suatu hal yang wajar jika anak merasa malu ketika harus bersosialisasi dengan teman baru atau orang lain. Ini pentingnya mendidik anak agar percaya diri. Bunda bisa mencoba dengan memberikan pujian atau mendampingi si kecil saat melakukan kegiatan yang membuatnya malu dan tidak percaya diri.
Contoh, saat anak mendapatkan undangan ulang tahun dari seorang teman. Terkadang mereka akan merasa minder atau malu, maka Bunda bisa mendampinginya dan menunjukkan hal-hal yang menyenangkan ketika menghadiri acara ulang tahun temannya itu.
Menanamkan rasa percaya diri dan kemandirian anak sejak kecil, bahkan sebelum memasuki kehidupan sekolah, akan membantu anak dalam kehidupan sosialnya di masa kini maupun masa yang akan datang. Mereka akan menjadi pribadi yang mampu mengambil sebuah keputusan dan bisa menentukan sikap dalam menjalin relasi dengan orang lain.
Sangat besar bukan manfaat yang akan orang tua dapatkan apabila mengajarkan kemandirian pada anak sejak dini? Mulai sekarang, yuk segera terapkan cara-cara yang sudah diulas di atas untuk menumbuhkan jiwa kemandirian dalam diri anak kesayangan Bunda! Semoga bermanfaat!
6 Komentar. Leave new
Menjadi orang tua itu emang pembelajaran seumur hidup ya, saya memang belum menikah dan mempunyai anak, rasanya perlu banget parenting dari sekarang karena selama ini sekolah dan kuliah gak dapet ilmu ini, padahal penerapannya seumur hidup. Terimakasih untuk tulisan dan blog ini :))
Benar juga, terlalu membantu anak kadang malah jadi bumerang, anak bisa jadi malah ketergantungan.
Wah benar sekali karena kadnag ada tuntutan buat anak agar tidak melakukan keslahan sebnarnya hal tersebut malah mebuat anak tak mandiri bahkan takut gagal.
mendidik anak menjadi mandiri ini wacana yang sangat perlu diketahui oleh orangtua ya mba. Kadang tanpa sadar apa yang dilakukan orang tua ternyata berdampak kurang baik pada perkembangan anak. Pola asuh memang perlu sejak awal. Menjadi orangtua adalah pembelajaran abadi sepanjang hidup. Tidak ada bangku sekolahnya karena dunia yang akan menjadi guru. Terima kasih buat artikel inspiring-nya, Mba Arin.
aku setuju banget, mendidik anak untuk mandiri itu penting banget. terkadang kebanyakan orang tua masih rancu tentang memberikan kasih sayang yang kadang membuat anak-anak jadi terlalu manja dan ga mandiri.
artikelnya super duper lengkap. Menarik memang ya tentang cara orang tua memandirikan anak. Maksud orang tua mungkin membantu anak karena sayang, takut capek, takut ga bisa, takut ini itu, tapi anak akhirnya terbiasa dibantu, ga belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. terima kasih remindernya ya