Alasan menolak childfree – Pembahasan tentang ‘Childfree’ kembali ramai diperbincangkan di dunia maya setelah seorang influencer, Gita Savitri mengklaim bahwa ‘Childfree’ membuat dirinya terlihat awet muda. Awal mula pernyataan ini ialah pujian dari warganet yang menyebut Gita Savitri terlihat awet muda di usia 30 tahun.
Gita menyebut, bahwa dirinya bisa nampak awet muda karena tidak punya anak, sehingga memiliki banyak waktu untuk tidur dan melakukan perawatan. Sontak pernyataannya itu mengakibatkan pro dan kontra di kalangan warganet, terutama dari pihak yang memiliki anak.
Terlepas dari ‘Childfree’ atau tidak, hal ini merupakan keputusan masing-masing individu. Namun ternyata, ada beberapa negara yang justru menolak ‘Childfree’. Mereka justru memberikan insentif besar agar warganya mau memiliki keturunan.
Itu dilakukan karena negara-negara tersebut angka kelahirannya lebih rendah. Alasannya, banyak warganya yang berorientasi tidak menikah dan tidak memiliki anak. Oleh sebab itu, pemerintahannya mengeluarkan kebijakan pemberian insentif besar bagi warganya agar mau memiliki keturunan.
Negara mana sajakah itu? Yuk langsung kita simak ulasannya di bawah ini!
Daftar Isi
Jepang
Negara pertama adalah Jepang. Minimnya angka kelahiran di Negeri Sakura ini membuat pemerintahnya memberikan insentif sebesar 420 ribu yen atau jika dirupiahkan berkisar Rp 48 juta kepada warganya yang melahirkan.
Bahkan, pemerintah Jepang berencana menaikkan insentif tersebut menjadi 500 ribu yen atau setara dengan Rp 57 juta.
Korea Selatan
Selanjutnya, ada Korea Selatan. Bagi pecinta budaya KPOP, pasti sudah mengetahui fakta jika warga sana lebih memilih menikah di usia 30 tahun ke atas. Bahkan, ada pula yang memilih tidak menikah dan tidak mempunyai anak.
Oleh sebab itu, pemerintah kota Seoul mengumumkan akan memberikan insentif sebesar 2 juta won atau sekitar Rp 23 juta rupiah kepada warganya yang baru melahirkan. Jika bekerja di instansi pemerintah, biasanya juga diberikan cuti melahirkan cukup lama. Tidak untuk ibunya saja, ayahnya juga mendapatkan cuti untuk membantu ibu merawat anak mereka.
Selain itu, pemerintah juga memberikan uang tunai, perawatan kesuburan, dukungan biaya pengobatan dan pinjaman kepada warganya yang ingin memiliki anak.
Denmark
Ternyata, negara di Eropa seperti Denmark juga memberikan insentif untuk warganya yang memiliki anak. Setiap orang tua di Denmark akan mendapatkan bantuan uang setiap kuartal untuk masing-masing anak hingga usianya mencapai 18 tahun.
Mereka menerima sekitar 4.380 krona atau setara dengan Rp 6,36 juta. Selain itu, wanita juga diberikan cuti 4 minggu sebelum melahirkan dan jaminan cuti 52 minggu atau setahun penuh.
Swedia
Swedia juga memberikan insentif sebesar 1.250 krona atau Rp 1,82 juta per anak setiap bulannya. Setelah melahirkan, orang tua akan mendapatkan cuti selama 480 hari dengan upah yang ditanggung 80% dari gaji yang biasa diterima.
Para pekerja prianya juga mendapatkan paternity leave selama 90 hari dengan upah yang tetap dibayar oleh perusahaan.
Kanada
Terakhir, ada negara Kanada yang memberikan insentif kepada warganya yang memiliki anak sebesar 569 dolar US atau setara dengan Rp 8,8 juta untuk anak di bawah usia 6 tahun. Namun, ini berlaku jika orang tua memiliki pendapatan di bawah 32 ribu dolar US atau sekitar Rp 480 juta per tahun.
Nah, itulah lima negara yang memberikan insentif besar bagi warga negaranya yang ingin memiliki keturunan. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi warganya agar mau memiliki anak, sehingga angka kelahiran di negara tersebut bisa meningkat.
Terlepas dari itu, ada sebuah kisah inspiratif anak yang berbakti kepada orang tua menarik yang bisa Anda baca di Catatan Arin. Semoga bermanfaat!