Saat ini banyak anak yang sudah terbiasa bermain gawai. Padahal, penggunaan peralatan elektronik oleh anak bisa mengganggu perkembangan bahasa dan bicaranya. Nah, agar anak tidak tergantung dengan gawainya, orangtua perlu mengajaknya melakukan aktivitas lain. Salah satunya dengan bermain permainan tradisonal.
Selain asyik, permainan tradisional juga memberikan nilai positif pada karakter anak. Permainan ini penuh dengan makna, unsur imajinasi, membentuk kerja tim, membangun kepedulian sosial, dan meningkatkan kecerdasan anak.
Berikut ini beberapa permainan tradisional yang bisa Ayah Bunda kenalkan kepada buah hati. Simak ulasannya sampai selesai, ya!
Lompat Tali
Permainan ini merupakan sebuah kegiatan melompati seuntai tali. Lompat tali hampir mirip dengan olah raga lompat tinggi, hanya saja medianya berbeda. Sebelum memainkan lompat tali, kita perlu menyiapkan talinya terlebih dulu.
Tali yang ada dalam permainan ini berasal dari karet yang terikat simpul sehingga membentuk untaian tali yang panjang. Permainan ini membutuhkan minimal 3 orang sebagai pemain. Dua orang bertugas memegang ujung tali karet dan satu orang lagi melompatinya.
Lompat tali memiliki beberapa tahapan. Awalnya, tali yang terbentang hanya sampai mata kaki. Semakin lama, ketinggian tali akan bertambah sampai beberapa jengkal di atas kepala. Terdapat juga bagian yang mengharuskan para pemainnya melompati tali yang berputar.
Para pemainnya bermain dengan cara bergiliran. Selain bagus untuk kesehatan fisik anak, lompat tali juga baik untuk melatih kesabaran dan konsentrasi pada anak.
Engklek
Engklek atau di beberapa wilayah lain di Indonesia memiliki sebutan Sundah Mandah yang dalam kamus Belanda berarti Sunday Monday. Nama tersebut bermula dari gambaran kotak berjumlah tujuh di tanah atau aspal. Jumlah kotak ini menggambarkan 7 hari dalam satu minggu.
Cara bermain engklek sangat sederhana, namun membutuhkan aktivitas fisik yang cukup baik. Anak-anak harus melompati setiap kotak dengan satu kaki. Selanjutnya, apabila berada pada dua kotak yang berdampingan, anak perlu meletakkan kedua telapak tangannya.
Untuk memulai permainan, seseorang yang akan bermain harus melempar potongan kecil batu dalam kotak secara berurutan. Anak bisa memulai permainan apabila batu tersebut masuk pada kotak yang mereka tuju.
Permainan ini bertujuan untuk melatih fisik dan konsentrasi anak. Selain itu, engklek juga melatih kesabaran anak karena mereka harus saling menunggu gilirannya masing-masing.
Bahkan, permainan tradisional ini juga membantu anak belajar tentang kerja keras. Setelah mereka lelah melompat dengan satu kaki dan menuntaskan satu putaran, mereka akan mendapat kotak sebagai “rumah atau sawah” yang tidak bisa terlompati anak lain.
Ular Naga
Para pemain dalam permainan tradisional ini perlu menyanyikan sebuah lagu pengiring. Jadi, anak bermain sambil bernyanyi bersama-sama. Setidaknya, dalam memainkan ular naga, anak perlu mengajak minimal 6 temannya. 2 anak akan menjadi penjaga dan lainnya akan mencoba berjalan bergantian melewati para penjaga.
Untuk memulainya, para pemainnya hanya perlu berbaris dengan rapi ke belakang. Lalu, penjaga akan menjadi pintu gerbang yang akan menahan prajurit yang berada di depannya.
Ketika lagu selesai, para penjaga akan mengambil satu pemain dengan cara menangkapnya. Mereka yang sudah tertangkap akan tereliminasi dari permainan ular naga. Permainan unik ini berasal dari daerah Yogyakarta. Ular naga merupakan permainan yang menjadi salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dalam masa pertumbahan buah hati.
Demikianlah beberapa permainan tradisional yang bisa kita kenalkan pada anak-anak. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat!