Hoarding disorder atau gangguan menimbun barang adalah kondisi mental yang ditandai dengan kesulitan untuk membuang barang-barang yang tidak diperlukan. Menurut Halo Indonesia, orang dengan hoarding disorder cenderung mengumpulkan barang-barang secara berlebihan.
Penderita hoarding disorder sering kali merasa cemas atau stres ketika harus membuang barang, bahkan jika barang tersebut tidak memiliki nilai atau kegunaan yang jelas. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup, mempengaruhi hubungan sosial, dan mengakibatkan lingkungan hidup yang tidak bersih dan tidak aman.
Gejala Hoarding Disorder
Gejala hoarding disorder mencakup beberapa hal, seperti:
- Pengumpulan Barang Secara Berlebihan: Penderita sering kali mengumpulkan barang-barang seperti koran, pakaian, atau barang-barang lain tanpa mempertimbangkan nilai atau kegunaannya.
- Kesulitan Membuat Keputusan: Mereka merasa kesulitan untuk memutuskan barang mana yang harus dibuang atau disimpan.
- Penyimpanan Barang di Tempat yang Tidak Tepat: Barang-barang sering kali menumpuk di berbagai area rumah, termasuk di ruang tamu, kamar tidur, dan bahkan jalan keluar.
- Gangguan pada Fungsi Sehari-Hari: Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak atau membersihkan rumah, karena ruang yang terbatas dan kekacauan.
Penyebab Hoarding Disorder
Belum ada penyebab pasti dari hoarding disorder, namun beberapa faktor yang diduga berkontribusi meliputi:
- Faktor Genetik: Ada indikasi bahwa gangguan ini mungkin memiliki komponen genetik.
- Trauma atau Stres: Pengalaman traumatis atau stres emosional berat dapat memicu perkembangan gangguan ini.
- Keseimbangan Kimia Otak: Ketidakseimbangan neurotransmitter di otak, seperti serotonin, dapat memainkan peran dalam gangguan ini.
Cara Mengatasi Hoarding Disorder
Mengatasi hoarding disorder memerlukan pendekatan yang komprehensif, sering kali melibatkan terapi profesional dan dukungan keluarga. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam penanganan hoarding disorder:
- Konsultasi dengan Profesional: Temui seorang profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, yang memiliki pengalaman dalam menangani hoarding disorder. Terapi kognitif-perilaku (CBT) sering digunakan untuk membantu penderita mengatasi kebiasaan mengumpulkan barang secara berlebihan.
- Pengaturan dan Pengorganisasian: Mulailah dengan mengatur dan merapikan area kecil di rumah. Gunakan sistem pengorganisasian yang sederhana untuk membantu mengurangi kekacauan secara bertahap.
- Membuat Rencana Pembuangan Barang: Buatlah rencana untuk menilai dan membuang barang-barang yang tidak diperlukan. Fokuslah pada barang-barang yang jelas tidak berguna dan cobalah untuk mendonorkan barang-barang yang masih memiliki nilai guna.
- Dukungan Sosial: Berbicara dengan keluarga dan teman tentang kesulitan yang dihadapi dapat memberikan dukungan emosional dan praktis. Mereka dapat membantu dalam proses pembersihan dan memberikan dorongan positif.
- Pengembangan Keterampilan Koping: Pelajari teknik-teknik manajemen stres dan kecemasan yang dapat membantu mengurangi dorongan untuk menimbun barang.
Hoarding disorder adalah kondisi yang dapat mengganggu kualitas hidup, tetapi dengan dukungan yang tepat dan pendekatan yang sistematis, penderita dapat belajar untuk mengelola gejala mereka dan meningkatkan lingkungan hidup mereka.
Jika Sobat atau seseorang yang Sobat kenal mengalami gejala hoarding disorder, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan dukungan yang tepat. Untuk informasi selengkapnya, silahkan kunjungi haloindonesiaku.com. Semoga bermanfaat!