Manfaat bercerita bagi anak usia dini – Cerita adalah kebutuhan universal setiap manusia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bagi anak-anak, cerita bukan hanya sekadar memberikan manfaat emotif, namun juga membantu tumbuh kembang mereka dalam berbagai aspek.
Oleh karene itu, bercerita merupakan sebuah aktivitas penting dan tidak dapat terpisahkan dalam program pendidikan untuk usia dini. Manfaat luar biasa bercerita bagi anak usia dini sama pentingnya dengan aktivitas dan program pendidikan itu sendiri.
Daftar Isi
Manfaat Bercerita Menurut Pakar
Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005:95), meninjau dari beberapa aspek manfaat bercerita ialah sebagai berikut:
- Membentuk pribadi atau karakter dan moral anak
- Menyalurkan imajinasi dan fantasi anak
- Memacu kemampuan verbal (linguistik)
- Merangsang minat menulis pada anak
- Merangsang minat baca
- Membuka pengetahuan yang lebih luas
Sedangkan, menurut Bachtiar S. Bachri (2005:11), manfaat bercerita bagi anak usia dini dapat memperluas wawasan serta cara berfikir anak. Karena, dalam bercerita anak mendapatkan tambahan pengalaman yang mungkin merupakan suatu hal yang baru baginya.
Dengan kata lain, manfaat bercerita adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi bagi anak, sehingga mereka dapat memperluas wawasan dan cara berfikirnya.
Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini yang Perlu Diketahui
Melihat dari berbagai aspek, kami akan menguraikan manfaat bercerita bagi usia dini tersebut sebagai berikut:
Membentuk pribadi dan moral anak
Untuk mempengaruhi cara berfikir dan cara berperilaku anak, sangat efektif dengan menggunakan cerita. Karena, anak senang mendengarkan cerita walaupun cerita tersebut sudah berulang-ulang mereka dengar.
Pengulangan imajinasi, nilai kedekatan guru serta orang tua membuat cerita menjadi efektif sebagai sarana mempengaruhi cara berfikir anak. Cerita mendorong perkembangan moral anak, seperti bagaimana cara menghormati guru. Hal ini karena beberapa hal, antara lain:
- Siswa akan berhadapan pada situasi yang mengandung “konsiderasi”, yang sebisa mungkin mirip dengan hal yang siswa hadapi dalam kehidupan.
- Siswa dapat terpancing untuk menganalisis situasi, dengan melihat bukan hanya yang terlihat, namun juga sesuatu yang tersirat di dalamnya, untuk menemukan isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain.
- Cerita dapat mendorong siswa untuk memahami perasaannya terlebih dulu sebelum mendengar respon orang lain sebagai perbandingan.
- Cerita mengembangkan rasa konsiderasi, yakni pemahaman dan penghayatan atas apa yang tokoh ucapkan atau rasakan, hingga akhirnya anak memiliki konsiderasi terhadap tokoh lain di dunia nyata.
Menyalurkan imajinasi dan fantasi
Manfaat bercerita bagi anak usia dini berikutnya adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi anak. Masa usia pra-sekolah merupakan masa-masa aktif anak untuk berimajinasi. Tidak jarang, mereka “mengarang” suatu cerita sehingga sebagian orang tua menganggap hal itu sebagai kebohongan.
Hal tersebut menunjukkan, bahwa sebenarnya anak-anak sedang membutuhkan sarana penyaluran imajinasi mereka. Salah satunya adalah cerita. Si Anak membutuhkan cerita atau dongeng karena beberapa hal, di antaranya:
- Anak akan membangun gambaran-gambaran mental ketika guru memperdengarkan cerita yang meggambarkan suatu kejadian.
- Memperoleh gambaran yang beraneka macam sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman.
- Potensi bisa memperoleh kebebasan untuk memilih secara mental.
- Anak memperoleh kesempatan untuk menangkap imajinasi dan citraan cerita: citraan gerak, visual, dan auditif.
Memacu kemampuan verbal anak
Sebuah cerita yang bagus bukan sekadar menghibur, namun juga harus mendidik sekaligus merangsang perkembangan komponen kecerdasan linguistik anak. Dan yang paling penting adalah, memacu kemampuan anak menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis.
Selama menyimak cerita, anak akan belajar bagaimana mengucapkan bunyi-bunyi yang bermakna dengan benar, menyusun kata-kata secara logis dan mudah mereka pahami, dan bagaimana konteks berfungsi dalam makna. Hal ini termasuk dalam pemetaan mutu pendidikan anak usia dini.
Memacu kecerdasan linguistik merupakan kegiatan yang sangat penting untuk anak. Sejalan dengan pendapat sejumlah ahli, bahwa di antara komponen kecerdasan yang lain, kecerdasan linguistik yang mungkin merupakan kecerdasan yang paling universal.
Cerita tidak hanya mendorong anak untuk senang menyimak cerita, tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak bisa belajar tentang tata cara berdialog atau bernarasi, dan terangsang untuk menirukannya. Kemampuan pragmatik juga akan terstimulasi, karena dalam cerita terdapat negosiasi, pola tindak-tutur yang baik seperti, menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi larangan serta memuji.
Merangsang Minat menulis
Leonhardt (1977:27), mengakui bahwa cerita memberikan pengaruh terhadap kecerdasan bahasa anak. Cerita bisa memancing rasa kebahasaan anak. Mereka yang gemas mendengar dan membaca cerita, akan memiliki kemampuan berbicara, menulis, dan memahami gagasan rumit secara lebih baik.
Ini berarti, selain memacu kemampuan verbal anak, manfaat bercerita bagi anak usia dini juga akan merangsang minat menulis mereka.
Merangsang minat baca
Minat membaca pada anak berusia TK mulai tumbuh, maka stimulasi yang efektif adalah dengan bercerita melalui media buku. Minat tersebut haruslah berada di tempat yang tepat, salah satunya melalui kegiatan bercerita. Benar. Bercerita termasuk cara mendidik anak agar gila membaca.
Memberikan stimulasi pada minat baca anak lebih penting dari mengajarkan mereka membaca. Sebab, menstimulasi memberikan efek yang menyenangkan. Sedangkan, mengajar justru membunuh minat baca anak, apalagi kalau orang tua melakukannya dengan memaksa anak.
Nah sahabat sekalian, demikianlah ulasan mengenai manfaat bercerita bagi anak usia dini. Yukk terus ikuti tips dan berita parenting terbaru, hanya di Catatan Arin.