Cara Neurosains Mengubah Mindset Manusia – Neurosains dapat mengubah pola pikir atau mindset manusia. Hal ini berdasarkan pada banyaknya pertanyaan terkait proses serta peranan yang digunakan untuk mengubah mindset (pemikiran) manusia. Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu neurosains.
Neurosains adalah bidang ilmu khusus pada studi saintifik dari sistem syaraf. Beberapa hal yang dipelajari dalam hal ini meliputi struktur, fungsi, sejarah, evolusi, genetika, pengembangan, biokimia, komputasi neurosains, patologi dari sistem syaraf, dan beberapa hal lainnya.
Menilik lebih jauh apa itu Neurosains
Neurosains memang terlihat seperti cabang dari ilmu biologi. Akan tetapi, kini sudah semakin banyak kerjasama penelitian yang dilakukan antar bidang ilmu dalam kerangka neurosains. Ada disiplin ilmu psikologi-neuro dan kognitif, ilmu komputer, statistik, fisika dan kedokteran.
Sejarah perkembangan Neurosains dimulai ketika seorang ilmuwan Spanyol yang juga memenangkan Nobel pada tahun 1906, Santiago Ramón y Cajal menemukan empat dasar teori tentang neuron, yakni:
- Sel saraf, sebagai unit sinyal dan juga blok pembentuk dasar otak yang disebut neuron, terdiri dari dendrite, badan sel dan axon. Dendrite adalah sebutan untuk tunas dari badan sel yang menerima sinyal dari sel-sel lain. Lalu, badan sel merupakan selaput atau membrane yang berisi DNA.
- Axon adalah elemen yang menyampaikan informasi dendrite sel lain melalui terminal axon.
- Terminal axon akan menyampaikan informasi ke dendrite sel lain di sinepsi, yakni celah antara axon dengan dendrite dari sel lain.
- Ada dua istilah sinapsis di sini, yang pertama sinapsis sebelum celah disebut presinaptik. Dan, sinapsis sesudah celah disebut post sinaptik.
Bagaimana cara Neurosains mengubah mindset?
Neurosains merupakan satu bidang kajian tentang sistem saraf otak manusia. Selain itu, teori ini juga mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari segi biologi, persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran.
Bagi teori Neurosains, sistem saraf dan otak adalah bagian yang sangat penting bagi proses pembelajaran manusia. Neurosains dapat membuat hubungan antara proses kognitif yang ada di dalam otak dengan proses tingkah laku manusia yang dilakukan secara fisik.
Ini berarti, setiap perintah yang diproses otak akan mengaktifkan daerah-daerah penting otak. Mindset dapat berubah melalui proses neurosains, yaitu dengan cara terapi kognitif melalui kesadaran dan pemikiran yang positif supaya tercipta pemikiran yang positif. Contohnya, mengubah mindset tentang matematika.
Banyak pemikiran yang mengatakan bahwa jago matematika hanya untuk orang-orang terpilih saja. Ada yang berbakat di bidang matematika, dan ada juga yang tidak berbakat. Nyatanya, semua orang berbakat dalam bidang matematika.
Berpikir tidak hanya tentang mental, melainkan juga peristiwa kimia dan otak. Terapi kognitif perilaku manusia akan membantu untuk mengubah kebiasaan negative thinking yang otomatis terakumulasi dalam kebiasaan sehari-hari manusia.
Seperti, apabila kita berhadapan dengan nilai ujian yang buruk, daripada sudah nge-down duluan, lebih baik terapi neurosains yakni berpikir tentang usaha terbaik yang harus dilakukan agar mendapatkan hasil yang kita harapkan. Semuanya bermula dari pola pikir yang sudah diatur dengan baik, kemudian akan menghasilkan pikiran positif yang bisa menemukan solusi yang tepat.